Feeds:
Posts
Comments

Archive for September, 2009

Periode dunia saat ini telah memasuki era informasi. Tidak lagi seperti 20 tahun yang lalu, yakni sekitar periode 90an, dimana kondisi dunia masih berada pada tahap transisi antara era industri dengan era informasi. Saat itu, banyak orang sudah mulai ‘gerah’ dengan adanya penguasa-penguasa kapitalis yang mengeruk kekayaan fisik. Pada era peralihan itu kepemilikan modal secara nominal uang dan alat menjadi faktor utama suatu keberhasilan/ kesuksesan. Intinya adalah pada era transisi, seseorang dikatakan sukses bila cangkupan modal dan alat secara fisik menopang hajat hidup banyak orang.

Kembali mengutip perkataan Evelyn WaughChange is the only evidence to life”, dengan beralihnya fase kehidupan, memasuki era informasi, tuntutan akan pemenuhan teknologi menjadi faktor dominan/ modal yang paling utama untuk menopang hajat hidup orang banyak. Tidak lagi seperti era industri dimana tolak ukurnya selalu fisik dan nominal kepemilikan uang saja.

Hal ini ditandai dengan adanya segala bentuk transaksi melalui dunia ‘maya’ (Baca: internet). Dari mulai mencari informasi mengenai teknologi baru, mengetahui berita terkini sampai dengan napak tilas sejarah masa lalu pun dapat dicari dan diakses dengan sangat mudah di dunia maya. Ini berlaku tidak hanya oleh segelintir orang, melainkan oleh semua orang di dunia.

Namun, era informasi ini hadir bukan tanpa konsekuensi. Pada periode ini, tingkat kompetisi dan perlombaan menjadi jauh lebih ‘kejam’ dari sebelumnya. Karena saat ini penguasaan akan informasi menjadi sangat berpengaruh terhadap mata rantai kehidupan. Dari mulai lingkup bisnis, ekonomi riil, marketing, finansial karier, sampai dengan masalah detail teknis engineering, semua terjaring menjadi suatu mata rantai informasi teknologi. Konteks isu yang dibawanya yakni sebuah definisi baru dan tolak ukur bahwa seorang penguasa adalah dia yang perolehan, pembelajaran, penginvetarisasian dan penerapan informasi teknologi lah yang memegang kendali kekuasaan. Ini berlaku bahkan lintas sektoral.

If you run, you might lose

If you don’t run, you are guaranteed to lose

(Jesse Jackson)

Read Full Post »

Sedikit melamunkan pernyataan seorang psikolog bernama Sigmund Freud, bahwa hidup ini tiada lain adalah ranah bersosialisasi. Saya baru ‘benar-benar’ memahami itu beberapa hari ini. Dan antara percaya ndak percaya, ternyata lingkup kehidupan ini ‘benar-benar’ selalu beririsan dengan lingkup kehidupan orang lain, utamanya orang-orang yang ada disekitar saya.

Saya ambil contoh kesenangan saya mendengarkan musik. Beberapa waktu ini saya sedang ‘keranjingan’ salah satu band orkes bernama Nunung Cs. Lagu-lagunya berangkat dari realita, kehidupan sehari-hari dan kejujuran-kejujuran yang dikemas dengan alunan musik yg menyegarkan. Saya suka menikmatinya selagi saya menulis, membaca dan online.

Dan menariknya, yang saya baru tahu, ternyata vokalis dari band Nunung Cs tersebut adalah tetangga saya. Namanya Kamal. Adiknya, Kamil, dahulu teman main sepakbola saya waktu kecil. Dan akhirnya, kami (baca: saya dan Kamal) berkenalan sewaktu pulang shalat Idul Fitri kemarin.

Dilain hal pun begitu. Mengenai pekerjaan saya. Saya punya atasan, kepala divisi, yang ternyata adalah adik-kelas ayah saya sewaktu di perguruan tinggi. Ini baru saya ketahui, ketika beliau (baca: Kepala Divisi saya) mengajak saya ngobrol disela-sela pekerjaan.

Begitupun saat saya kemarin bersilaturahmi kerumah kakak-ipar saya. Yang Ternyata, paman dari kakak-ipar saya itu sekarang bekerja di PT.JLJ. Menurut cerita paman-kakak-ipar-saya itu, dahulu beliau pernah bekerja di unit/divisi yang sama dengan saya, yang menyebabkan dia banyak mengenal orang-orang yang sekarang menjadi atasan diperusahaan saya. Bahkan lucunya, tetangga depan rumah beliau (baca:pamannya kakak-ipar saya) ternyata orang Jasa Marga juga,dan jabatannya sekarang kepala cabang Cikampek.

Dilain hal, ada lagi yang menarik. Ternyata, teman seangkatan saya di kantor, ada yang adiknya teman-sekos saya waktu kuliah dulu. Terlebih, dia (baca: adiknya teman-sekos saya itu) punya teman kuliah yang ternyata teman saya di SMA. Betapa sempitnya dunia ini!

Hal-hal tersebut yang kemudian membuat saya makin meresapi dan menyadari bahwa hidup ini benar-benar ranah bersosialisasi. Bagaimana tidak? Dengan lingkup perjalanan hidup yang sudah saya tempuh sampai dengan umur saya saat ini, ternyata banyak yang saling beririsan dengan lingkup perjalanan hidup milik orang lain.

Akhirnya, kesimpulan dari lamunan saya ini jatuh juga. Bahwa dalam hidup ini, penting untuk seseorang, menjaga diri dan hubungan dengan orang lain. Karena suatu saat, tanpa disadari dan dihendaki, seseorang pasti akan bertemu dengan orang-orang yang dahulu pernah berinteraksi dengannya.

Saya akui secara pribadi, dahulu saya mungkin punya banyak sekali salah pada orang-orang disekitar saya. Dan seperti kutipan perkataan Evelyn Waugh “Change is the only evidence to life”, bahwa yang terpenting itu bukan tidak berbuat salah, akan tetapi kemauan untuk berubah memperbaiki kesalahan yang ada.

Oleh sebab itu, dihari yang fitri ini saya ingin mengucapkan

Taqobalallahu Minna Waminkum..

Minal Aidzin Wal Faidzin..

Mohon Maaf Lahir batin..

Selamat Hari raya Idul Fitri 1430H

Semoga saya pribadi menjadi individu sosial yang bisa banyak memberi manfaat untuk orang-orang yang lingkup hidupnya beririsan dengan saya.aamin.

Read Full Post »

POLRI Vs Noordin M Top

Setelah sempat diisukan tewas di Temanggung Jawa Barat pada 8 Agustus 2009 lalu, Kali ini pihak Polri mengumumkan kembali tewasnya Noordin M Top melalui penyergapan di Solo.

Polri, melalui Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri, hari ini, Kamis, 17 September 2009, mengumumkan bahwa korban tewas hasil penyergapan di Kampung Kepuhsari, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah itu adalah Noordin. Ini dilihat dari kecocokan sidik jari jenazah yang sesuai dengan data sidik jari Noordin yang dimiliki Kepolisian Diraja Malaysia.

noordin-m-top-170909

(FOTO ANTARA/Widodo S. Jusuf)

Dalam hati, saya berucap syukur. Ini mungkin wujud apresiasi saya seketika mendengar kabar berita penyerangan tersebut di telinga saya. Meski kritik-kritik pedas kerap mewarnai strategi penyergapan Densus 88 pada 8 Agustus lalu, saya hanya ingin melihat ini dengan kacamata baru, yakni sebuah apresiasi.

Benar adanya, bahwa sebagai pemirsa, terkadang kita dengan begitu mudahnya mengomentari ketidakbecusan yang terjadi, dengan catatan bahwa kita tidak ikut merasakan kekhawatiran dan ketakutan apa yang mungkin dialami mereka-mereka di lapangan saat menangani hal tersebut. Tapi yang perlu digarisbawahi adalah kenyataan yang kita temui hari ini. Bahwa Noordin M Top berhasil ditumpas. Saya pribadi sangat mengapresiasi usaha Polri melalui Densus 88, dan juga kerja keras para intel yang tidak mengenal kata lelah dan menyerah. Benar-benar suatu berkah di sepuluh hari terakhir Ramadhan. Allahuakbar!!

Maju terus Indonesia!!

Semoga kedamaian dan ketentraman bangsa ini perlahan bisa terwujud.Aamin

Read Full Post »

Hari ini, Senin 14 September 2009, perasaan saya terus terang campur aduk. Antara kaget, haru bercampur senang.

”Fabi ayyi ’alaa i rabbikuma tukadzibaan!” Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Baca : ayat Ar Rahman yang berulang-ulang bertanya)

Rasa haru yang selintas terbesit ini mencampuri perasaan senang dan kaget saya. Bukan dengan maksud mendramatisir, akan tetapi ini benar-benar menjadi tonggak awal saya untuk merintis karier saya yang baru. Demi Allah, saya tidak ingin menjadi peng’kufur’ nikmat yang gemar menyia-nyiakan kesempatan.

”Fabi ayyi ’alaa i rabbikuma tukadzibaan!” Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Baca : ayat Ar Rahman yang berulang-ulang bertanya)

Untuk orang-orang yang selalu menguatkan saya, terutama disaat saya merasa sangat tidak berdaya. Ibu saya, dik Lita, Langga, Mas Oldy dan juga Ayah saya. Saya akan tunjukkan bahwa semuanya ini akan jadi ‘Luar Biasa’.

”Fabi ayyi ’alaa i rabbikuma tukadzibaan!” Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Baca : ayat Ar Rahman yang berulang-ulang bertanya)

Semoga mimpi-mimpi itu benar-benar bisa saya ‘beli’ dengan doa dan keringat perjuangan ini. Aamin.

Read Full Post »

Menjelang aktifitas rutin-tahunan-mudik-lebaran, persiapan demi persiapan telah dilakukan di semua lini. Meninjau scope kecilnya, di lingkungan keluarga saya sendiri, persiapan pun sudah mulai dilakukan. Dari mulai mencari ‘uang recehan’, melakukan service kendaraan, mengepak barang-barang bawaan, sampai pada membuat kue lebaran untuk kampung halaman. Ini semua dilakukan diawal untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang tidak diinginkan terjadi.

Beranjak ke scope pemerintah, pihak PU, melalui direktorat Bina Marga pun saat ini sedang sibuk mempersiapkan keperluan mudik tersebut. Jalur-jalur mudik, baik itu jalan non tol maupun jalan tol, di persiapkan untuk menunjang kapasitas tampungan volume lalu lintas mudik lebaran tahun ini (baca :1430 H, 2009 masehi).

Tempo hari, saya membaca sebuah artikel di majalah Konstruksi edisi September’09, mengenai Proyek Pembangunan Jalan Tol Kanci-Pejagan. Saya terus terang gembira mendengar realisasi proyek ini yang sudah hampir rampung dikerjakan (baca : dalam setahun ini progres fisiknya sudah 80%), ini berarti bahwa jalan tol yang belum berfungsi secara tarif ini bisa membantu memperlancar arus lalu lintas mudik lebaran. Minimnya dengan adanya pembukaan pada jalur A, arah ke timur yang menopang volume Lalin.

peta_kanci_pejagan

Sedikit mengulas mengenai Jalan Tol Kanci-Pejagan ini,  penginvestasian dan pengelolaannya kelak, oleh BPJT, diserahkan kepada PT Bakrie Toll Road. Dengan total Investasi yang dilakukan adalah sebesar 2,2 trilyun rupiah dan masa konsesi selama 35 tahun.

Mengenai pembangunan Jalan Tol Kanci-Pejagan (35 Km) ini, Kontraktor yang dipercayakan untuk membangunnya adalah PT Adhi Karya. Dengan masa konstruksi 14 bulan. Menurut pengakuan pihak PT Bakrie Toll Road, Bpk. Sumantri Kusumonegoro, dengan adanya satu main kontraktor (baca : PT Adhi Karya) rasa-rasanya akan lebih efisien.

Yang menarik adalah adanya inovasi pada metode konstruksinya. Yakni menggunakan Precast Prestress Concrete Pavement, yang sangat membantu mempercepat pelaksanaan pekerjaannya. Dengan adanya teknologi ini, secara mutu, kecepatan waktu dan kualitas biaya bisa sangat terjaga.

Semoga ada manfaatnya.

Read Full Post »

Bulan Juli 2009 yang lalu, PT Holcim mengeluarkan inovasi produk adukan mix beton dengan pencapaian initial setting yang luar biasa cepat. Mereka menamainya SpeedCrete.

speedcrete

Menurut sumber yang saya baca, perbandingannya seperti ini ; Beton biasa membutuhkan waktu minimal 14 hari untuk mencapai kapasitas kekuatan tekan karakteristik yang diinginkan (baca : fc’), sementara SpeedCrete hanya butuh waktu 10 jam setelah pengecoran selesai dilakukan.

Produk SpeedCrete ini sebenarnya bukan teknologi yang baru, karena di luar negeri, aplikasi dari teknologi beton seperti ini sudah ditemukan sekitar 9 tahun yang lalu.

Peruntukan SpeedCrete sendiri difokuskan pada konstruksi jalan raya, seperti Patching (penambalan),dsb. Ini bisa menjadi solusi yang mujarab mengingat kondisi jalan di ibukota sangat memprihatinkan, sementara aktifitas penggunaan jalan ibukota (baca: Djakarte) tersebut nyaris selalu penuh-padat, jadi elemen waktu menjadi suatu kendala saat pelaksanaan perbaikan jalan tersebut.

Namun, seperti kata pepatah “ada uang, ada barang, ada harga, ada kualitas!”. SpeedCrete ini dihargai tiga kali lipat dari harga beton normal, yakni sekitar Rp 3 juta/ meter kubik.

Lagi-lagi,saya menulis ini bukan bermaksud untuk promosi. Saya hanya berharap ini menjadi wacana bagi khalayak yang haus akan informasi.

Semoga ada manfaatnya.

Read Full Post »

Change!

Sore ini, sesampainya saya di rumah, tiba-tiba saya jadi ingin sekali menyentuh sebuah buku di dalam lemari baca saya. Entah, ada daya magis apa, mendadak salah satu buku didalam lemari baca saya itu jadi tampak begitu ‘eksotis’ di mata. Dan anehnya, seketika itu saya jadi sangat berhasrat untuk membaca kembali buku tersebut .

Buku itu adalah salah satu buku karangan Bpk.Rhenald Kasali ,berjudul “Change!” . Buku Change sebenarnya termasuk buku lawas, yang sudah tujuh kali mengalami ulang cetak. Dan yang sekarang, yang saya miliki adalah cetakan ke tujuh, terbitan tahun 2006.

change!!

Luar biasa memang daya tarik buku itu. Meski saya sudah pernah membaca dan meng’khatam’kannya akhir 2007 lalu, lagi-lagi, saya tidak kuasa untuk menolak membacanya kembali. Terlebih ada beberapa bab yang sampai dengan saat ini menurut saya masih sangat powerfull dan luar biasa.

Saya hanya ingin sedikit mensharing, intepretasi saya di dalam membaca buku itu. Semoga sekurang-kurangnya bisa bermanfaat untuk khalayak, minimnya sebagai wacana.

Didalam buku itu disampaikan, bahwa ‘perubahan’ itu sendiri adalah suatu hal yang pasti. Dan semua makhluk di dunia tidak ada sanggup untuk lari dari perubahan yang terjadi. Secara niscaya, ketika ada segelintir orang yang resistan terhadap perubahan, maka mereka harus bersiap-siap untuk menghadapi terjangan arus ‘change’ yang mematikan itu!

Namun dijawab pula oleh Bpk. Rhenald Kasali, bahwa selama kita mau untuk ‘melompat’ ke area baru, dalam konteks berubah, maka kita sudah jauh lebih siap untuk ‘menang’.

Konteks powerfull nya adalah pada penekanan sebagai seorang pemimpin/ leader. Menurut Buku itu, sebagai seorang Leader, keputusan untuk berubah adalah mutlak, yakni pada kondisi-kondisi yang ‘tepat’. Tepat disini korelasinya adalah saat dimana organisasi/ perusahaan sedang berada di puncaknya, sehingga, sebelum kondisinya terpuruk jatuh, organisasi/ perusahaan itu sudah punya ancang-ancang lain untuk beralih maju. Diistilahkan dalam buku itu adalah ‘beralih ke kurva S yang baru’.

Ada lagi yang menurut saya penting dalam buku itu, yakni sebagai insan yang siap menghadapi perubahan, Kita perlu mengetahui 2 buah kecenderungan tipe golongan/orang.

Tipe 1 adalah golongan orang yang “Melihat dulu baru percaya”

Tipe 2 adalah golongan orang yang “Percaya dulu baru melihat”

Implikasinya dari pengklasifikasian ini adalah pada penyikapan terhadap perubahan yang datang. Untuk Golongan tipe 1, biasanya cenderung pasif dan menunggu bola. Ini saya intepretasikan sebagai golongan ‘pengikut’ (baca : follower), yang menunggu datangnya konsensus. Jadi,singkat katanya, golongan ini baru mau melakukan sesuatu bila telah ada bukti keberhasilan, dan kalau ternyata khalayak sudah tidak berhasil, baru golongan ini pun ikut menghakimi keputusan/ide tersebut, dan biasa nya ada kecenderungan untuk menjadi pahlawan kesiangan (baca:kritikus ulung).

Untuk Golongan tipe 2, adalah golongan perintis. Biasanya, golongan ini melahirkan para leader yang siap untuk memberi bukti-bukti pada golongan 1. Karena Dia yakin terhadap intuisi perubahan, dan mau beresiko untuk melangkah pada jalan yang belum pernah dilalui orang lain sebelumnya. Kategori orang untuk Tipe 2 ini, salah satunya adalah baginda Rasulallah SAW. Suri tauladan yang merintis agama Allah tanpa pernah sedikitpun meragukan kebenaranNya.

Read Full Post »

Pengertian dari konsep perencanaan bangunan itu rupanya tidak sebatas mendesain suatu bangunan layak pakai saja. Ini baru saya sadari ketika ‘melamun’ di sebuah restoran chicken roaster.

Rupanya konsep perencanaan itu berangkat dari sisi keindahan. Saya menyadari hal ini ketika melihat sebuah partisi dinding yang dihiasi potongan penampang dari kayu, yang menurut saya, indah nian.

seni pada dinding

Dinding partisi suatu ruangan, umumnya dimanfaatkan hanya sebatas fungsionalnya saja, yakni menciptakan ruang pada sebuah bangunan. Akan tetapi, bila melihat dinding yang berhias potongan penampang kayu seperti diatas,  saya pribadi hanya sanggup berkata “seni itu unik dan indah”, jadi alangkah sayangnya bila ternyata sisi estestis dari suatu elemen tidak dimunculkan padahal peluang keindahannya sangat besar.

Ini kemudian jadi menginspirasi saya, untuk bereksperimen dengan yang lainnya. Bagaimana dengan daun pintu? Daun jendela? Pastinya ada unsur estetika yang bisa didapatkan dengan menambahkan sesuatu pada elemen-elemen tersebut. Itu Pasti. Karena lagi-lagi menurut saya  “seni itu unik dan indah”.

Read Full Post »

Gempa Tasikmalaya

Innalillahi wa inna ilaihi raaji’un

Hari ini, Rabu, 2 September 2009, bumi Indonesia kembali bergoncang. Gempa dengan kekuatan 7,3 skala Richter, dan berpusat di  142 kilometer sebelah barat daya Tasikmalaya, mengakibatkan goncangan yang cukup dasyat di wilayah Jawa Barat. (baca : getarannya terasa di Jakarta dan bahkan sampai pulau Bali)

Jumlah dari korban jiwa sendiri, didaerah Tasikmalaya dan sekitarnya, saat ini, masih fluktuatif, dan ada kecenderungan meningkat. Ini bisa dilihat dari beberapa korban hilang yang masih belum ditemukan pasca terjadi gempa Tasikmalaya.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Gempa Tasikmalaya tersebut sebenarnya berpotensi menimbulkan Tsunami, hal ini didasarkan pada besaran magnitude gempa nya yang diatas 6 Skala Richter.

Read Full Post »