Ada pepatah mengatakan ‘tidak ada gading yang tak retak‘. Ini bisa diartikan bahwa sesuatu yang ada di dunia ini tidak ada yang mutlak sempurna. Segalanya bisa punya retak dan celah untuk salah.
Penyikapan akan hal ini, menurut saya, bisa 2 macam. Bila kita melihat dari kaca mata pertama, kita bisa punya persepsi bahwa menjalani kehidupan di dunia ini haruslah senantiasa rendah hati. Tidak angkuh dan sombong dengan kekuatan ataupun titipan kelebihan pada diri ini.
Kaca mata kedua adalah persepsi bahwa keretakan pada sebuah gading (baca: kehidupan) adalah suatu keniscayaan di dunia ini. Dan berbuat salah adalah suatu hal yang wajar untuk di lakukan setiap orang. Tidak terkecuali para alim ulama dan para cendekia dalam usahanya menyikap rahasia dan tabir dunia.
Namun ada yang teramat sangat untuk disayangkan, banyak kesalahan-kesalahan yang ada, yang mungkin wajar diperbuat oleh orang-orang, semakin hari semakin ditutup-tutupi. Kesalahan tampak menjadi suatu dosa yang nista bila terlihat oleh orang lain. Kesalahan menjadi terlalu sering di manipulasi dan ditutup-tutupi demi sebuah nama baik dan kesempurnaan semu. Tidak jarang pula suatu kesalahan ditutupi dengan pembenaran-pembenaran diri. Sampai pada titik dimana pembenaran-pembenaran yang dibuat sudah membohongi nurani pribadi. Celakanya bahkan kehilangan intuisi untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Padahal, bagaimana mungkin seseorang bisa belajar dan mengerti akan sesuatu hal baru kalau tidak berbuat salah. Atau minimnya belajar dari kesalahan yang dibuat orang lain.
Ok, sebagai penutup pembuka blog ini, saya hanya ingin berpendapat. Bahwa Yang baik itu bukannya tidak berbuat salah, tapi bagaimana tidak mengulangi kesalahan. Dan ini hanya bisa dilakukan bila kita mau belajar jujur pada diri sendiri.
Selamat menikmati Tukang insinyur,belajar jujur.
Welcome to the world of veracity, lets find a cold fact.together!!
Leave a Reply